Bunga Wijaya Kusuma

Tuesday, May 10, 2011 0 comments
Bunga Wijaya Kusuma

Prakata
Menurut hasil penelitian majalah Trubus, ada dua macam kembang yang biasa dingarani wijayakusuma yaitu wijayakusuma yang dikeramatkan bubuhan Kasunanan Surakarta dengan, Wijayakusuma yang biasa gasan tanaman hias.

Wijayakusuma Keramat
Bahasa Latinnya Pisonia Grandis var Silvestris, jenis tanaman kaya ini kada tapi dikenal masyarakat. yang paham umumnya ahli botani dengan paranormal, wujudnya mirip kol belanda (Pisonia Alba) yang biasa ditanam gasan tanaman hias. Bedanya, daun pucuk kol Belanda warnanya kuning cerah, sementara daun pucuk wijayakusuma tetap hijau kaya warna daun biasanya.
  • Nama latin : Epiphyllum oxypetalum
  • Daerah persebaran : kepulauan Seribu, Karimunjawa, pulau Puteran Madura, Bali, Ambon karo nang pulau Karang Bandung pedhek pulau Nusakambangan
  • Ciri Bunga : Warna Putih, Diameter + 10 cm 10 cm
  • Nama China : Keng Hwah ( Bunga indah dan Agung )




pohon wijayakusuma bawahnya sekitar 3 meter wujudnya mirip bonsai. Ujar ahli botani K. Heyne, wit kiye bawahnyatu bisa beganal 13 meter. Amun di Indonesia Pohon nangkaya ini adanya di kepulauan Seribu, Karimunjawa, pulau Puteran Madura, Bali, Ambon dengan yang pulau Karang Bandung parak pulau Nusakambangan. Nang Bali dingranii dag-dag see angger amun di Ambon dingarani sayur putih pulu. yang bisa kembang (mekar)  wijayakusuma Pisonia nangkaya apa,

Wijayakusuma merupakan kembang majemuk, tangkai kembangnya takaluar. Sebiji tangkai kembang bisa beisi sekitar 10 kembang, bisa jua tumbuh bekumpul 20 kuntum kembang, jadi setangkai Wijayakusuma bisa ada ratusan kembang. Diameter kembang halus banar, mun sekitar 2 – 4 milimeter pasnya lagi mekar,  wujudnya kaya terompet, kelir atawa warna kelopaknya hijau, mahkotannya putih, benangsarinya putih lawan kuning.

Kembang nangini aromanya harum banar, mekarnya sudah handak kadap hari, amunnya mekar paling bisa tahan semalam haja, kembangnya layu terus karing. Setangkai kembang bisa mekar kada besamaan inya bertahap, ada yang bisa jadi woh (antara 1 – 2).

Wijayakusuma Hias
Tanaman ini biasanya ditanam di pot diandak di pojok-pojok rumah. Bahasa latinnya dingarani Epiphyllum oxypetalum. Tanaman ini jua dingarani (Queen of’ Night). Warna kembangnya putih, diameter 10 cm, awalnya banyak urang yang mengarani midnight flower atawa kembang tengah malam atawa kembang sedap malam. Daya mekarnya harum banar, isuknya pasti layu. Nang masyarakat China populer mengarani Keng Hwah yang artinya kembang yang indah dan agung.

Mitos
Kembang wijayakusuma juga ada mitosnya, konon ujarnya “urang bisa beuntung kalau pas melihat kembangnya lagi mekar, rejekinya bakal lancar”,

Mithos yang berkembang :
Bila ada orang yang menjumpai bunga tersebut sedang mengalami pemekaran maka rizkinya akan lancar.

Alkisah :
Seorang maharaja dari kediri Jawa Timur yang bergelar Prabu Aji Pramosa memiliki sifat yang tidak mau ada orang yang menonjol dan terkenal di daerah kekuasaannya,maka disebarlah intel kerajaan ke pelosok kerajaan kemudian dilaporkan bahwa ada orang yang terkenal dan memiliki kesaktian yang tinggi bernama Resi Kano dengan gelar Kyai jamur.



Raja yang tidak ingin menangkap rakyat yang tak berdosa itupun bingung juga bagaimana menyingkirkan sang resi,akhirnya dapat saran dari pejabat tingginya agar mengusir atau bahkan membunuh sekalian sang resi dengan alasan keamanan dan keselamatan raja serta kerajaan.Rupanya berita pengusiran ini cepat terdengar Kyai Jamur, ?sebelum utusan kerajaan datang, saya harus meninggalkan negeri ini lebih dahulu? demikian gumam Kyai Jamur dalam hatinya. Mendengar Kyai Jamur sudah tidak berada di tempat, sang Aji Pramosa bertambah murka. Raja pun memerintahkan para punggawa kerajaan mengejar dan menangkap sang Resi, Resi itu harus dihukum. Sekedar alasan untuk kedok, Resi dianggap bersalah karena pergi tanpa seijin raja. Sang Resi berjalan terus ke arah barat menyusuri pantai selatan sampai akhirnya tiba di suatu daerah yang disebut Cilacap, dia menganggap bahwa daerah ini cukup aman, tersembunyi dari pantauan raja. Pencarian dan pengejaran sang raja rupanya tak kenal berhenti, Resi Kano harus tertangkap.

Setelah dicari ke seluruh pelosok, persembunyian Resi akhirnya dapat diketahui. Ketika sang Resi sedang bersamadi, Aji Pramosa dan punggawanya datang, kesempatan itu tidak mereka sia-siakan, sang Resi langsung ditangkap dan dibunuh. Berkat kesaktiannya, jasad sang Resi menghilang (muksa), ini membuat raja sangat terkejut takut dan keheranan. Belum hilang rasa herannya, sang raja dikejutkan lagi oleh suara gemuruh serta angin ribut dari tengah laut. Aji Pramosa berusaha tetap tenang menghadapi berbagai peristiwa yang mengerikan itu. Suara gemuruh dan anginpun reda, namun pada saat yang sama datanglah seekor naga besar mendesis-desis seolah-olah hendak melahap Aji Pramosa. Gelombang laut menjadi besar bergulung-gulung, hingga banyak penyu (kura-kura) minggir ke tepi pantai. Pantai itu dikemudian hari disebut Pantai Telur Penyu. Dengan sigapnya sang Aji Pramosa segera melepaskan anak panahnya, ternyata tepat mengenai sasaran, perut nagapun robek terkena panah dan naga hilang tergulung ombak. Rupanya naga tadi jelmaan dari seorang putri cantik yang muncul dengan tiba-tiba sambil berlarian di atas gulungan ombak dari arah timur pulau Nusakambangan. Sang putri ayu menghampiri Aji Pramosa sembari mengucapkan terima kasih karena berkat panahnya ia bisa menjelma kembali menjadi manusia. Sebagai rasa terima kasih, putri cantik tadi menghaturkan bunga Wijayakusuma kepada sang Aji Pramosa. Sang putri mengatakan ?kembang Wijayakusuma tidak mungkin bisa diperoleh dari alam biasa, barang siapa memiliki kembang itu bakal menurunkan raja-raja yang berkuasa di tanah Jawa?. Selanjutnya putri cantik memperkenalkan diri, namanya Dewi Wasowati. la berpesan, kelak pulau ini akan bernama Nusa Kembangan. Nusa artinya pulau dan Kembangan artinya bunga. Seiring pergantian jaman, nama Nusa Kembangan akhirnya berubah menjadi Nusakambangan. Prabu Aji Pramosa sangat girang hatinya menerima hadiah kembang itu, kemudian dengan tergesa-gesa ia mengayuh dayungnya untuk kembali menuju daratan Cilacap, tetapi karena terlalu gugup dan kurang hati-hati, kembang itu jatuh ke laut dan hilang tergulung ombak, dengan sangat menyesal sang Aji Pramosa pulang tanpa membawa kembang. Beberapa lama setelah sang Prabu berada di kerajaan, terbetik berita bahwa di pulau karang dekat Nusakambangan tumbuh sebuah pohon aneh dan ajaib, beliau pun ingin menyaksikan pohon aneh yang tidak berbuah itu dan ternyata benar bahwa pohon itu tidak lain adalah Cangkok Wijayakusuma yang ia terima dari Dewi Wasowati. Melihat pohon itu, sang Aji Pramosa teringat akan kata-kata Dewi Wasowati bahwa siapa yang memperoleh kembang Wijayakusuma akan menurunkan raja-raja di tanah Jawa

0 comments :

 

© Copyright Fadey Jevera